Fotosintesis
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan
suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian
daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari.
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk
proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu
melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada di dalam
daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari. Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang
terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat
beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat
diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer
merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga
monosakarida. Proses fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energi matahari
oleh tumbuhan hijau yang terjadi pada kloroplas.
Fotosintesis terjadi melalui dua
tahap yaitu tahap reaksi terang (fotofosforilasi) dan tahap reaksi gelap
(siklus calvin). Reaksi terang terjadi di ganum (grana), reaksi gelap terjadi
di dalam stroma. Tumbuhan hijau memiliki kemampuan menggunakan CO2
dari udara yang akan diubah menjadi bahan organic dengan bantuan cahaya
matahari. Persamaan reaksi fotosintesis adalah : 6H2O + 6CO2
C6H12O6
+ 6O2.
Tidak semua radiasi cahaya matahari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
fotosintesis, hanya pada radiasi cahaya tampak (380 – 700 nm). Cahaya tampak
terbagi atas cahaya merah (610 – 700), hijau kuning (510 – 600 nm), biru ( 410 –
500 nm), dan violet.
Syarat-syarat terjadinya fortosintesis Berikut adalah syarat-syarat yang
harus dipenuhi agari proses fotosintesis dapat terjadi :
1. Tumbuhan
berklorofil
2. Cahaya
matahari
3. Air tanah
(H2O) dan CO2 dari udara
4.
Menghasilkan amilum dan membebaskan O2.
Faktor penentu laju fotosintesis Berikut adalah beberapa faktor utama yang
menentukan laju fotosintesis :
1.
Intensitas cahaya.
Laju
fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin
banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim
yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat
seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
6. Tahap pertumbuhan Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh
lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa.
Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi
dan makanan untuk tumbuh.
Respirasi
Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan
energi yang digunakan untuk aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk
ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya. Jadi, respirasi merupakan proses
pembongkaran molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana.. Respirasi
sel-sel tumbuhan berupa oksidasi molekul organik oleh oksigen dari udara akan
membentuk karbon dioksida dan air. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
C6H12O6
+ 6O2 6H2O
+ 6CO2 + 675 kal.
Beberapa reaksi respirasi yang menghasilkan energi bergabung untuk
membentuk ATP dan penggabungan inilah yang memungkinkan penyimpanan sebagian
energi yang timbul selama respirasi, tidak hanya hilang sebagai panas. Jadi
fungsi utama respirasi adalah menghasilkan molekul-molekul ATP.
Berdasarkan kebutuhan oksigen, respirasi dibagi menjadi dua macam yaitu
respirasi aerab dan respirasi anaerob. Untuk membandingkan perbedaan dari kedua
jenis respirasi tersebut, menurut Jukri dan Heru (2004) perbedaan antara
respirasi aerob dan anaerob adalah sebagai berikut:
Aerob :
a. Umumnya
terjadi setiap saat.
b. Berlangsung
secara terus-menerus.
c. Energi
yang dihasilkan besar.
d. Tidak
menghasilkan senyawa beracun.
e. Memerlukan
oksigen.
f. Hasil
akhir berupa CO2 dan H2O.
Anaerob :
a. Terjadi
hanya dalam keadaan khusus.
b. Terjadi
hanya pada fase tertentu saja.
c. Energi
yang dihasilkan kecil.
d.
Menghasilkan senyawa beracun.
e. Tidak
memerlukan oksigen.
f. Hasil
akhir berupa C2H5OH dan CO2.
Respirasi sel terjadi dalam mitokondria yaitu organel yang ada di dalam sel
yang berbentuk elips dan terbungkus oleh membran rangkap. Permukaan luarnya
berlubang dan permukaan dalamnya membentuk tonjolan-tonjolan atau krista yang
masuk ke dalam stroma. Jumlah krista bervariasi, makin aktif sel megadakan
respirasi maka makin banyak krista dalam mitokondria.
Tahapan reaksi kimia respirasi dibagi dua, yakni:
1.
Glikolisis, merupakan rangkaian perubahan glukosa menjadi asam piruvat 2. Daur
krebs atau siklus asam trikarboksilat (TCA) yakni perubahan asetil-CoA menjadi
CO2, H2O, dan energi.
Perubahan glukosa menjadi asam piruvat dapat pula terjadi lewat jalur lain
yaitu jalur yaitu jalur pentosa fosfat. Cadangan makanan yang berupa lemak
dapat dioksidasi dengan cara dihidrolisis menjadi asam lemak terlebih dahulu.
Asam lemak tersebut kemudian teroksidasi menjadi asam asetat dan asetil-CoA,
kemudian di dalam glioksisom diubah menjadi glioksilat, malat, dan suksinat.
Karbohidrad merupakan substrat respirasi utama dalam sel jenis tumbuhan tinggi.
Selain karbohidrad, ada juga glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati. Glukosa dan
fruktosa merupakan bahan dasar bagi pembentukan karbohidrad yang lebih
kompleks. Sukrosa (disakarida yang terdiri atas glukosa dan fruktosa) dan pati
merupakan bentuk karbohidrad campuran yang penting dalam sel tumbuhan. Selain
sukrosa yang merupakan bentuk senyawa organik utama yang ditrasportasikan di
dalam tubuh tumbuhan. Pati sering terdapat di dalam sel tumbuhan dan biasanya
berfungsi sebagai cadangan karbohidrad simpanan.
Alat respirasi tumbuhan seperti dijelaskan sebelumnya, proses respirasi
diawali dengan proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida melalui alat
pernapasan. Alat pernapasan tumbuhan letaknya tersebar. Tumbuhan dapat
melakukan pertukaran gas melalui stomata, lenti sel, dan rambut akar. Pada
tumbuhan tertentu, pernapasan melalui alat khusus, misalnya akar napas pada tumbuhan
bakau maupun beringin.
Berikut ini akan dijelaskan alat-alat pernapasan tumbuhan :
1. Stomata
Stomata atau
mulut daun terdiri atas celah atau lubang yang dikelilingi oleh dua sel penjaga
dan terletak di daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas pada
tumbuhan, sedangkan sel penjaga berfungsi untuk mengatur, membuka dan
menutupnya stomata. Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari
terbit dan menutup saat hari gelap. Membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi
oleh kandungan air dan ion kalium di dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga
memiliki banyak ion kalium, air dari sel tetangga akan masuk ke dalam sel
penjaga secara osmosis. Akibatnya, dinding sel penjaga yang berhadapan dengan
celah stomata akan tertarik ke belakang, sehingga stomata menjadi terbuka.
Sebaliknya, ketika ion kalium keluar dari sel penjaga, air dari sel penjaga
akan berpindah secara osmosis ke sel tetangga. Akibatnya, sel tetangga
mengembang dan mendorong sel penjaga ke arah celah sehingga stomata menutup
2. Lentisel
Pada
tumbuhan dikotil, selain kambium intervasikuler yang membentuk xilem dan floem
sekunder ada juga kambium gabus yang menghasilkan parenkima gabus dan lapisan
gabus. Lapisan gabus akan menggantikan epidermis. Lapisan gabus terdiri atas
sel-sel mati dan membantu melindungi batang. Kambium gabus, parenkima gabus,
dan lapisan gabus akan mengelupas dan lepas sebagai bagian kulit. Akibatnya, timbul
lubang-lubang di batang yang disebut lentisel. Lentisel memungkinkan sel-sel
tetap hidup di dalam batang melalui pertukaran gas dengan udara luar.
3. Rambut Akar
Selain untuk
menghisap air dan garam-garam mineral, rambut akar berfungsi sebagai alat
pernapasan. Sel-sel rambut akar akan mengambil oksigen pada pori-pori tanah. 4.
Alat Pernapasan Khusus Kemampuan tumbuhan beradaptasi terhadap lingkungan
menghasilkan alat pernapasan khusus. Tumbuhan bakau yang hidup di lingkungan
air laut mempunyai akar yang tumbuh ke atas permukaan tanah untuk memperoleh
oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Akar tersebut disebut akar napas.
Pohon beringin dan anggrek mempunyai akar gantung untuk bernapas. Akar tersebut
tumbuh dari batang dan menggantung kea rah tanah. Pada saat masih menggantung,
akar ini menyerap uap air dan gas dari udara. Akan tetapi setelah masuk ke
tanah, akar tersebut berfungsi menyerap air dan garam mineral. Tumbuhan yang
hidup di air seperti enceng gondok dan kangkung, batangnya mempunyai
rongga-rongga udara yang besar berfungsi untuk menyalurkan oksigen.
Faktor faktor yang mempengaruhi laju respirasi Laju respirasi dapat
dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
1. Ketersediaan substrat Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama
yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Tumbuhan dengan kandungan substrat
yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian
sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan
meningkat.
2.
Ketersediaan oksigen Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju
respirasi,
namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan
berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi
respirasi
akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung
pada masing-masing spesies.
4. Tipe dan
umur tumbuhan Masing-masing spesies tumbuhan memiliki
perbedaan metabolisme, dengan demikian kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua.
Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.DAFTAR PUSTAKA
Munawarah,
J. 2011. Fotosintesis dan Respirasi.
Diakses tanggal 4 November
2013 Pukul 16.30.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar