LAPORAN PRAKTIKUM
GELOMBANG DAN OPTIK
“CEPAT RAMBAT GELOMBANG
PADA TALI”
Disusun
Oleh :
Kelompok
4
Shantie
Pramitha Agyofannyngrum (13030654042/
PIB 13)
Devi
Nadiya W (13030654062/
PIB 13)
Fadilla
Ainur Rohmah (13030654069/
PIB 13)
Tryas
Ngudi Lestari (13030654075/
PIB 13)
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
ABSTRAK
Kami telah melakukan
percobaan ‘Cepat Rambat Gelombang Pada
Tali” pada hari 29 Oktober
2015 di laboratorium Pendidikan IPA Universitas Negeri Surabaya. Tujuan dari
percobaan kami yaitu menyelidiki
pengaruh massa beban terhadap cepat rambat pada gelombang tali dengan prinsip
gelombang stasioner. Adapun metode yang kami gunakan adalah mengikat salah satu ujung tali
pada lengan penggerak vibrator, sedangkan ujung yang lainnya diikatkan pada
piring beban dengan melewati katrol, menghubungkan vibrator dengan sumber arus
yang berasal dari slide regulator, sehingga lengan penggerak vibrator bergetar
dengan frekuensi yang tetap, mencatat frekuensi gerakan vibrator, meletakkan
keeping-keping beban pada piringan beban, serta mengatur tegangan tali sehingga
terjadi gelombang berdiri, menghitung jumlah simpul yang terjadi di sepanjang
tali, mengukur jarak simpul terjauh, mengulangi percobaan 3 sampai 5 beberapa
kali dengan jumlah simpul yang berbeda-beda, dengan menambah keping-keping
beban pada piring beban, mengukur massa dan panjang tali seluruhnya untuk
menghitung massa per satuan panjang tali (menentukan massa jenis linear), melengkapi
tabel pengamatan dan kesimpulan. Variabel manipulasinya
yaitu massa beban, variabel
respon yaitu jumlah simpul dan cepat rambat gelombang pada tali, dan variabel
kontrol yaitu panjang tali dan frekuensi vibrator. Dalam percobaan ini diperoleh
panjang
gelombang dan cepat rambat gelombang pada tali yang semakin besar berbanding
lurus dengan massa beban yang semakin besar pula. Sedangkan cepat rambat
gelombang tali yang dihasilkan berbeda antara perhitungan pertama dengan rumus v=
λ f dan perhitungan kedua dengan rumus . Dengan menggunakan rumus pertama, diperoleh cepat
rambat gelombang berturut-turut berturut
turut sebesar 12 m/s; 13,5 m/s; 15 m/s; 17 m/s; 20 m/s. Sedangkan dengan
menggunakan rumus kedua, diperoleh cepat rambat gelombang berturut-turut berturut turut sebesar 13,77 m/s;
16,86 m/s; 19,47 m/s; 21,77 m/s; 23,84 m/s. Dalam percobaan ini diperoleh taraf
ketelitian sebesar 87%, 80%, 77%, 78%, 84%. Jadi, hasil percobaan tersebut dapat
dikatakan kurang valid. Dari hasil percobaan kami dapat disimpulkan bahwa panjang gelombang dan cepat rambat
gelombang pada tali yang semakin besar berbanding lurus dengan massa beban yang
semakin besar pula. Tetapi cepat
rambat yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus pertama
berbeda dengan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus kedua. Adapun faktor
yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut yaitu yang
digunakan dalam percobaan, tegangannya sudah tidak sesuai dengan yang tertera
karena telah digunakan sebelumnya. Selain itu, praktikan tidak melakukan
eksperimen pendahuluan untuk memastikan alat dan bahan dalam keadaan baik dan
kurang teliti dalam mengamati banyaknya simpul gelombang yang
dihasilkan.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL..........................................................................................1
ABSTRAK..........................................................................................................2
DAFTAR
ISI.......................................................................................................3
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang.............................................................................5
1.2. Rumusan
Masalah.........................................................................6
1.3.
Tujuan...........................................................................................6
1.4.
Hipotesis.......................................................................................6
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Gelombang Pada Tali ..................................................................7
2.2. Hukum
Melde..............................................................................8
2.3. Gelombang
Stasioner...................................................................9
BAB
III METODE PERCOBAAN
3.1. Alat dan
Bahan..........................................................................14
3.2. Rancangan percobaan................................................................14
3.3. Variabel
Percobaan dan Definisi Operasional Variabel.............14
3.4. Langkah Percobaan....................................................................15
3.5. Alur Percobaan...........................................................................16
BAB
IV DATA DAN ANALISIS
4.1. Data............................................................................................17
4.2. Analisis.......................................................................................17
4.3. Pembahasan................................................................................18
4.4. Grafik.........................................................................................19
4.5.
Diskusi........................................................................................20
BAB
V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan.................................................................................22
5.2.
Saran...........................................................................................22
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................23
TARAF
KETELITIAN.....................................................................................24
LAMPIRAN
FOTO..........................................................................................25
LAMPIRAN
HITUNG.....................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gelombang adalah bentuk dari getaran
yang merambat pada suatu medium. Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan
energi (energi getaran). Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan
oleh gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang penuh. Panjang gelombang
(λ) adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode. Frekuensi gelombang
adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu. Cepat rambat
gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu.
Getaran
yang merambat akan menghasilkan gelombang. Bila seutas tali dengan tegangan
tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat suatu bentuk
gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang,
gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya terikat,
gelombang pada tali itu dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak
berupa simpul dan perut. Prinsip gelombang stasioner dapat dimanfaatkan untuk
menentukan cepat rambat gelombang pada tali. Selain memanfaatkan prinsip gelombang
stasioner, dapat juga menggunakan persamaan cepat rambat gelombang pada tali. Jika
tali ditegangkan dengan gaya F, kemudian salah satu ujungnya digetarkan, maka
energi getaran tersebut menjalar sepanjang tali dalam bentuk gelombang
transversal dengan kecepatan (v). Hukum Melde adalah hukum yang mempelajari
tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat gelombang transversal
pada tali. Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai sebanding
dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar massa per
satuan panjang dawai. Dalam percobaan Melde, cepat rambat gelombang pada tali
dipengaruhi oleh gaya (F), massa per satuan panjang tali (μ), massa beban (m),
dan panjang tali (Ɩ). Oleh karena itu, kami melakukan percobaan ini untuk menyelidiki
pengaruh massa beban terhadap cepat rambat pada gelombang tali dengan prinsip
gelombang stasioner.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka kami memperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1.
Bagaimana pengaruh massa beban terhadap cepat rambat pada gelombang tali dengan
prinsip gelombang stasioner?
1.3. Tujuan
Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk menyelidiki pengaruh massa beban terhadap cepat
rambat pada gelombang tali dengan prinsip gelombang stasioner.
1.4. Hipotesis
Semakin besar
massa beban maka jumlah simpulnya semakin sedikit dan panjang gelombangnya
semakin besar, sehingga cepat rambat gelombang pada tali akan semakin besar.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1. Gelombang pada Tali
Sebuah getaran akan berubah menjadi gelombang. Gelombang
adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh
berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang
merupakan rambatan energi (energi getaran).
Jika tali digetarkan dengan frekuensi yang tepat, kedua
gelombang akan berinterferensi sedemikian sehingga akan dihasilkan gelombang
berdiri dengan amplitudo besar. Gelombang ini disebut “gelombang berdiri”
karena tampaknya tidak merambat. Gelombang stasioner biasa juga disebut
gelombang tegak,gelombang berdiri atau gelombang diam, karena terbentuk dari
perpaduan atau interferensi dua buah gelombang yang mempunyai amplitudo dan
frekuensi yang sama, tapi arah rambatnya berlawanan. Tali hanya berosilasi ke
atas ke bawah dengan pola yang tetap.Titik interferensi destruktif, dimana tali
tetap diam, disebut simpul; titik-titik interferensi konstruktif, dimana tali
berosilasi dengan amplitudo maksimum, disebut perut.Simpul dan perut tetap di
posisi tertentu untuk frekuensi tertentu. Amplitudo pada gelombang stasioner
tidak konstan, besarnya amplitudo pada setiap titik sepanjang gelombang tidak
sama. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang amplitudo maksimum.
Gambar
1. Simpul dan Perut pada Gelombang
Berdiri
Sumber:http://www.instafisika.com/
Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh
gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang penuh.Panjang gelombang (λ)
adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode.Frekuensi gelombang adalah
banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu.Cepat rambat gelombang (v)
adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu. Jadi dapat dirumuskan
bahwa:
v = λ .f , T = , maka v =
Keterangan:
v = Cepat rambat
gelombang (m/s)
T = Periode gelombang
(s)
F = Frekuensi (Hz)
λ = Panjang gelombang
(m)
2.2. Hukum Melde
Gambar
5. Rancangan Percobaan Melde
Sumber: http://fisikon.com/kelas3/index.php
Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang
mempengaruhi cepat rambat gelombang transversal pada tali.Jika tali ditegangkan dengan gaya F, kemudian
salah satu ujungnya digetarkan, maka energi getaran tersebut menjalar sepanjang
tali dalam bentuk gelombang transversal yang mempunyai kecepatan (v).
Melalui percobaannya, Melde menemukan bahwa cepat rambat
gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding
terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai.
Dari hasil percobaan itu dapat diperoleh perumusan sebagai
berikut.
v
~
v
~
Sehingga:
v = dan = ,
maka:
v =
Keterangan :
v =
Cepat rambat gelombang (m/s)
F =
Berat beban/gaya tegang tali (N)
= Rapat massa
tali/massa per satuan panjang tali (kg/m)
= Massa beban (kg)
= Panjang tali (m)
2.3. Gelombang Stasioner
Gelombang stasioner juga disebut gelombang berdiri.Gelombang
stasioner terbentuk akibat gerak medium yang berlawanan arah dengan gelombang
atau akibat pertemuan dua gelombang yang arahnya berlawanan.contoh gelombang
stasioner adalah gelombang pada tali yang digetarkan terus-menerus. Gelombang
datang akan berinteraksi dengan gelombang pantulan yang berlawanan arah
membentuk sebuah gelombang berdiri. Gelombang Stasioner
Gelombang stasioner terjadi jika dua gelombang
yang mempunyai frekuensi dan amplitudo sama bertemu dalam arah yang
berlawanan. Gelombang stasioner memiliki ciri-ciri, yaitu terdiri atas
simpul dan perut. Simpul yaitu tempat kedudukan titik yang mempunyai
amplitudo minimal (nol), sedangkan perut yaitu tempat kedudukan titik-titik
yang mempunyai amplitudo maksimum pada gelombang tersebut. Gelombang
stasioner dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Gelombang stasioner yang
terjadi pada ujung pemantul bebas dan gelombang stasioner yang terjadi
pada ujung pemantul tetap.
1.
Gelombang
Stasioner pada ujung terikat
Gambar 2. Gelombang Stasioner pada Ujung
Terikat
Sumber: http://fisikastudycenter.com/
Seutas tali diikatkan kuat pada sebuah tiang dan ujung yang
satunya digetarkan terus menerus. Setelah mengenai tiang, gelombang datang akan
terpantul. gelombang pantulan akan berbalik fase. Jadi, gelombang pantulnya
berbeda fase 180 derajat dengan gelombang datang.
Persamaan gelombang datang (dari kiri) adalah yd
= A sin (t-kx) sedangkan gelombang pantulannya yang merambat dari
kiri kekanan dan fasenya berubah 180 derajat memiliki persamaan:
yp = - Asin (t + kx).
Hasil pertemuan gelombang datang dengan gelombang pantulan
membentuk sebuah gelombang stasioner.persamaan gelombang stasioner hasil
gabungan gelombang datang dan gelombang pantul itu dapat diperoleh dengan
menjumlahkan simpangan kedua gelombang
y = yd + yp = A sin (t-kx) +(-Asin(t+kx))
Berdasarkan identitas trigonometri kita peroleh persamaan
gelombang stasionernya adalah :
y = 2A sin (kx) cos (t)
Amplitudo gelombang stasioner pada ujung terikat itu adalah:
As = 2A sin kx
2.
Gelombang
Stasioner Akibat Pantulan pada Ujung Bebas
Gambar
3. Gelombang Stasioner akibat Pantulan
Ujung Bebas
Sumber:http://fisikastudycenter.com/
Yang dimaksud ujung bebas adalah ujung yang bisa bebas
bergerak.Bisa di analogikan pada ujung yang dikaitkan pada cincin.Gelombang
pantulan pada ujung bebas tidak mengalami perubahan fase, hanya berbalik
arah.persamaan gelombang datang adalah yd = A sin (t-kx), sedangkan persamaan gelombang pantulannya adalah yp
= A sin (t + kx). persamaan gelombang stasioner diperoleh dengan
menjumlahkan gelombang datang dengan gelombang pantulannya.
y = yd + yp = Asin (t-kx) + Asin (t+kx), dengan mengingat identitas trigonometri diperoleh:
y = 2A cos (kx) sin (t)
besar amplitudo gelombang stasioner pada ujung bebas adalah:
As= 2A cos (kx)
Yang menunjukkan besar amplitudo tersebut bergantung
posisinya.Jika ujung tali dibuat tetap, dan frekuensi getaran diatur sehingga
panjang tali merupakan kelipatan dari setengah gelombang, sehingga gelombang
berdiri ini dalam keadaan resonansi. Pola gelombang stasioner ketika terjadi
nada dasar (harmonik pertama), nada atas pertama (harmonik kedua), dan nada
atas kedua (harmonik ketiga) adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar
dibawah ini :
Gambar 4.Resonansi pada Ujung Tetap
Sumber: http://fisikon.com/
Frekuensi nada yang dihasilkan bergantung pada pola
gelombang yang terbentuk pada dawai, umumnya sama dengan frekuensi tegangan
bolak balik PLN (50 Hz). Berdasarkan gambar diatas, panjang gelombang nada
dasar, nada dasar pertama, dan nada dasar kedua berturut- turut 2L, L, dan L. Secara umum, ketiga panjang gelombang tersebut dapat
dinyatakan dengan persamaan:
λn=
atau λ =
Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi
persamaan:
fn = = = n . f1
dimana f1 = = adalah frekuensi
dasar. Setiap frekuensi resonan merupakan kelipatan bilangan bulat (2x, 3x, dan
seterusnya) dari frekuensi dasar.
Keterangan:
fn
= Frekuensi nada ke- n (Hz)
v
= Cepat rambat gelombang dalam dawai
L
= Panjang dawai
Nilai n = 0, 1, 2, …, yaitu bilangan yang menyatakan nada
dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dan seterusnya.
Dengan
mengukur panjang gelombang dan frekuensi yang diketahui ini, cepat rambat gelombang
dawai/tali pada kondisi tertentu dapat ditentukan.
Menurut
Mersenne, frekuensi dawai yang bergetar bergantung pada beberapa faktor, yaitu :
1. Panjang dawai, semakin pendek dawai
semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
2. Tegangan dawai, semakin tegang dawai,
semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan.
3. Massa jenis bahan dawai, semakin
besar massa jenis bahan dawai, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
4. Penampang dawai, semakin besar luas
penampang dawai, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
1. Alat
meddle 1
set
2. Piring
beban beserta keping-keping beban 1
set
3.2. Rancangan Percobaan
Gambar 3.1.
Rancangan Percobaan Cepat Rambat Gelombang pada Tali
3.3. Variabel
Percobaan dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Respon :
a. Jumlah gelombang
Definisi Operasional : Jumlah gelombang adalah banyaknya gelombang
yang terlihat ketika vibrator dinyalakan.
b. Cepat rambat gelombang tali
Definisi Operasional : Cepat rambat gelombang v (m/s) adalah
kelajuan
beserta arah geraknya.
2. Variabel Manipulasi : Massa beban
(kg)
Definisi Operasional : Massa beban (kg) adalah massa benda yang
digantung pada ujung tali yang
dihubungkan dengan
katrol yaitu 100 gram, 150 gram, 200
gram, 250
gram, dan 300 gram.
3. Variabel Kontrol :
a. Panjang tali
Definisi Operasional : Panjang tali (m) adalah jarak tali dari vibrator ke
katrol yaitu 60 cm.
b. Frekuensi vibrator
Definisi Operasional : Frekuensi vibrator adalah besar frekuensi yang
digunakan untuk menggetarkan tali.
3.4. Langkah
Percobaan
1.
Mengikat salah satu ujung tali pada
lengan penggerak vibrator, sedangkan ujung yang lainnya diikatkan pada piring
beban dengan melewati katrol.
2.
Menghubungkan vibrator dengan sumber
arus yang berasal dari slide regulator, sehingga lengan penggerak vibrator
bergetar dengan frekuensi yang tetap. Mencatat frekuensi gerakan vibrator.
3.
Meletakkan keeping-keping beban pada
piringan beban, serta mengatur tegangan tali sehingga terjadi gelombang
berdiri.
4.
Menghitung jumlah simpul yang terjadi di
sepanjang tali.
5.
Mengukur jarak simpul terjauh.
6.
Mengulangi percobaan 3 sampai 5 beberapa
kali dengan jumlah simpul yang berbeda-beda, dengan menambah keping-keping
beban pada piring beban.
7.
Mengukur massa dan panjang tali
seluruhnya untuk menghitung massa per satuan panjang tali. (menentukan massa
jenis linear)
8.
Melengkapi tabel pengamatan dan
kesimpulan.
3.5.
Alur Percobaan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB IV
DATA DAN
ANALISIS
4.1. Data
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Cepat Rambat Gelombang Pada Tali.
No
|
(m ± 1,00)
Kg
|
n
|
(λ ± 1,00) m
|
(F ± 1,00) N
|
(m/s)
|
(m/s)
|
1
|
0,10
|
5
|
0,24
|
0,98
|
12
|
13,77
|
2
|
0,15
|
4,5
|
0,27
|
1,47
|
13,5
|
16,86
|
3
|
0,20
|
4
|
0,30
|
1,96
|
15
|
19,47
|
4
|
0,25
|
3,5
|
0,34
|
2,45
|
17
|
21,77
|
5
|
0,30
|
3
|
0,40
|
2,94
|
20
|
23,84
|
Keterangan :
Frekuensi = 50 Hz
L = 0,60 m
mTali = 0,031 Kg
4.2.
Analisis
Berdasarkan percobaan cepat rambat
pada gelombang tali yang dilakukan sebanyak 5 kali percobaan
dengan memanipulasi massa bebannnya diperoleh hasil
semakin besar massa beban maka jumlah simpulnya semakin sedikit, sedangkan
semakin massa beban diperbesar maka cepat rambat gelombangnya semakin besar pula dimana pada
massa terkecil yaitu 0,10 Kg jumlah simpulnya paling banyak dan cepat rambat
gelombangnya paling kecil, sedangkan
pada massa terbesar yaitu 0,30 Kg jumlah simpulnya paling sedikit dan
cepat rambat gelombangnya paling besar. Sehingga hasil percobaan yang
dilakukan sudah
sesuai dengan teori dan hipotesisnya terbukti.
Cepat rambat gelombang tali yang
dihasilkan seharusnya bernilai sama antara rumus prinsip-prinsip gelombang
tegak/stasioner v= λ f, maupun dengan hukum Melde yaitu , namun
dari hasil percobaan didapatkan hasil cepat rambat gelombang pada tali yang
berbeda dan selisihnya pada massa kedua sampai massa keempat lebih dari 2 m/s (sesuai ketentuan). Pada massa pertama
sudah sesuai dengan teori dimana selihnya adalah 2 m/s.
4.3.
Pembahasan
Dari hasil percobaan tersebut
diperoleh cepat rambat gelombang pada tali yang berbeda antara cara perhitungan
pertama dengan rumus v = f x λ dan cara pergitungan kedua
dengan rumus . Hal ini tidak sesuai dengan teori
yang seharusnya hasil yang diperoleh sama baik menggunakan prinsip gelombang
stasioner maupun dengan hukun Melde. Dari hasil perhitungan cepat rambat gelombang pada tali diperoleh taraf ketelitian sebesar 87%, 80%, 77%, 78%, 84%. Jadi hasil tersebut tidak sesuai
dengan tori, sehingga percobaan dapat dikatakan kurang valid.
Cepat rambat gelombang berbeda-beda
untuk setiap material dan massa yang berbeda, medium perambatannya adalah tali
dimana posisi sangat berperan dalam cepat rambat gelombang
tersebut. Berdasarkan prinsip gelombangri dikatan bahwa apabila massa
bebannya semakin berat maka panjang gelombangnya akan semakin panjang, sehingga
cepat rambat gelombangnya akan semakin cepat, begitu pun sebaliknya semakin
ringan massanya maka panjang gelombangnya akan semakin pendek, dan cepat
rambatnya akan semakin lambat.
Dalam melakukan eksperimen ini,
masih terdapat kesalahan-kesalahan yang menyebabkan data yang diperoleh kurang
valid diantaranya yaitu, terdapatnya perbedaan hasil pengukuran yang dianalisis
dengan membandingkan dua model perhitungan percepatan gelombang tali. Hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama adalah objek yang digunakan
dalam percobaan, tegangannya sudah tidak sesuai dengan yang tertera karena
telah digunakan sebelumnya. Selain itu, praktikan tidak melakukan eksperimen
pendahuluan untuk memastikan alat dan bahan dalam keadaan baik sehingga
praktikan tidak mengetahui kondisi alat dan bahan sebenarnya. Faktor pengamat
juga dapat menjadi sumber ralat, seperti kondisi mata pengamat yang tidak
normal serta kurang tepat dalam mengamati banyaknya simpul gelombang yang
dihasilkan.
4.4.
Grafik
Grafik 1. Diagram pengaruh massa beban terhadap jumlah
simpul.
Grafik
2. Diagram pengaruh massa beban terhadap cepat rambat gelombang pada tali.
Dari grafik 1 dapat di ketahui bahwa pengaruh massa
beban terhadap jumlah simpul yaitu semakin besar massa beban jumlah simpulnya
semakin sedikit.
Dari grafik 2 dapat di ketahui bahwa pengaruh massa
beban terhadap cepat rambat gelombang pada tali yaitu semakin besar massa maka
cepat rambat gelombang pada tali semakin besar.
4.5.
Diskusi
1.
Lakukan
analisis deskriptif (rata-rata dan simpangan baku) harga v pada 2 cara
pengukuran tersebut.
§ Perhitungan
dengan persamaan
Hasil rata-rata perhitungan dengan cepat rambat gelombang
yang dipengaruhi oleh frekuensi dan panjang gelombang adalah sebesar 10,5 m/s,
simpangan baku pada percobaan ini tidak dapat dihitung dikarenakan simpangan
baku berlaku untuk data majemuk sedangkan hasil raktikum ini diperoleh data
tunggal.
§ Perhitungan
dengan persamaan
§ Perhitungan dengan persamaan ini
diperoleh rata-rata 19,142 m/s. Pada persamaan ini mencarai cepat rambat
gelombang yang dipengaruhi oleh massa tali, gaya dan panjang tali.
§ Perbandingan
kedua persamaan
Pada persamaan 1 dan 2 diperoleh hasil 10,5 :
19,142
Perbandingan pada persamaan diatas hanyalah
pada kecepatan gelombang dengan persamaan pertama dipengaruhi oleh panjang
gelombang dan frekuensi sedangkan pada persaman kedua dipengaruhi oleh massa
tali, panjang tali dan gaya dari massa.
2.
Bandingkan kedua hasil tersebut.
Lakukan analisis, mengapa hasilnya seperti yang Anda temukan.
Pada hasil yang kami
peroleh nilai dari kecepatan gelombang dengan persamaan diperoleh hasil yang berbeda dengan
perhitungan menggunakan
persamaan , seharusnya hasil yang diharapkan adalah tidak jauh berbeda
anatar pehitungan dengan persamaan satu dan persamaan 2, hal ini dikarenakan
pada percobaan praktikan tidak melakukan eksperimen pendahuluan untuk
memastikan alat dan bahan dalam keadaan baik sehingga praktikan tidak
mengetahui kondisi alat dan bahan sebenarnya selain itu tali/ senar yang
digunakan tidak lurus dan tidak beraturan sehinga mempengaruhi pengamat dalam
mengukur panjang senar.. Faktor pengamat juga dapat menjadi sumber ralat,
seperti kondisi mata pengamat yang tidak normal serta kurang tepat dalam mengamati
banyaknya simpul gelombang yang dihasilkan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Panjang
gelombang dan cepat rambat gelombang pada tali yang semakin besar berbanding
lurus dengan massa beban yang semakin besar pula.
Cepat
rambat yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus v = f x λ
berbeda
dengan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus . Hal ini
tidak sesuai dengan teori yang seharusnya hasil yang diperoleh sama baik
menggunakan prinsip gelombang stasioner maupun dengan hukun Melde.
5.2.
Saran
Sebaiknya praktikan melakukan eksperimen pendahuluan untuk
memastikan alat dan bahan dalam keadaan baik sehingga praktikan mengetahui
kondisi alat dan bahan sebenarnya. Selain itu, sebaiknya praktikan juga lebih
teliti dalam mengamati banyaknya simpul gelombang yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Gelombang
Stasioner (online). (http://www.rumus-fisika.com/2013/09/gelombang-stasioner.html,
diakses 03 November 2015).
Anonim.2015. Gelombang
Bunyi pada Dawai atau Senar (Online).
(http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=87&Itemid=138,
diakses 03
November 2015).
Anonim.2015. Gelombang Stasioner (Online). (http://www.instafisika.com/2015/04/kelas-xii-gelombang-stasioner.html,
diakses 03 November 2015).
Anonim.2015. Percobaan Melde (Online). (http://fisikaoneoke.files.wordpress.com/,
diakses 03
November 2015).
Anonim.2015. Persamaan Simpangan Gelombang Stasioner
Ujung Tetap (Online). (http://fisikastudycenter.com/materi-fisika-sma/224-gelombang-persamaan-simpangan-gelombang-stasioner-ujung-tetap,
diakses 03 November 2015).
Anonim. 2013. Hukum
Mendle (online). (http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=23&Itemid=68,
diakses 03 November 2015).
Giancoli.
1999. Fisika Jilid 1 edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Husna, Rianti. 2013. Gelombang Stasioner. (online). (http://riyantihusna.blogspot.com/2013/06/gelombang-stasioner.html
diakses 03 November 2015).
Meta. 2014. Fisika = Gelombang Bunyi. (online). (https://ilmuwankecil.wordpress.com/2014/01/04/fisika-gelombang-bunyi/
diakses 03 November 2015).
Tim. 2015. Modul Praktikum
Gelombang dan Optik. Surabaya: Laboratorium IPA Dasar FMIPA Unesa.
TARAF KETELITIAN
No
|
Massa
|
v = λ x f
(m/s)
|
(m/s)
|
Ketidakpastian
x 100%
|
Taraf Ketelitian
|
1
|
0,10 Kg
|
12
|
13,77
|
87%
|
|
2
|
0,15 Kg
|
13,5
|
16,86
|
80%
|
|
3
|
0,20 Kg
|
15
|
19,47
|
77%
|
|
4
|
0,25 Kg
|
17
|
21,77
|
78%
|
|
5
|
0,30 Kg
|
20
|
23,84
|
84%
|
LAMPIRAN FOTO
Gelombang tali yang terbentuk dengan masa beban 100 gram
|
Gelombang tali yang terbentuk dengan masa beban 150 gram
|
Gelombang tali yang terbentuk dengan masa beban 200 gram
|
Gelombang tali yang terbentuk dengan masa beban 250 gram
|
Gelombang tali yang terbentuk dengan masa beban 300 gram
|
LAMPIRAN HITUNG
§ Panjang Gelombang
1.
Massa 0,10 Kg
2.
Massa 0,15 Kg
3.
Massa 0,20 Kg
4.
Massa 0,25 Kg
5.
Massa 0,30 Kg
|
§ Berat Beban
1.
Massa 0,10 Kg
F = m x g
F = 0,10 x 9,8
F = 0,98 N
2.
Massa 0,15 Kg
F = m x g
F = 0,15 x 9,8
F = 1,47 N
3.
Massa 0,20 Kg
F = m x g
F = 0,20 x 9,8
F = 1,96 N
4.
Massa 0,25 Kg
F = m x g
F = 0,25 x 9,8
F = 2,45 N
5.
Massa 0,30 Kg
F = m x g
F = 0,30 x 9,8
F = 2,94 N
|
§ v = λ x f
1.
Massa 0,10 Kg
2.
Massa 0,15 Kg
3.
Massa 0,20 Kg
4.
Massa 0,25 Kg
5.
Massa 0,30 Kg
|
§
1.
Massa 0,10 Kg
13,77 m/s
2.
Massa 0,10 Kg
16,86 m/s
3.
Massa 0,10 Kg
19,47 m/s
4.
Massa 0,10 Kg
21,77 m/s
5.
Massa 0,10 Kg
23,84 m/s
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar