Kamis, 17 Desember 2015

LAPORAN GO-9



LAPORAN PRAKTIKUM GO-9
JARAK FOKUS LENSA

Logo unesa.png

NAMA KELOMPOK 4 :
(PENDIDIKAN IPA B 2013)

1.      Shantie Pramitha A.             (13030654042)
2.      Devi Nadya W.                      (13030654062)
3.      Fadilla Ainur R.                    (13030654069)
4.      Tryas Ngudi L.                      (13030654075)



S-1 PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015








 
JARAK FOKUS LENSA

ABSTRAK


Kami telah melakukan percobaan “Jarak Fokus Lensa” pada hari Kamis, 19 November 2015 di laboratorium Pendidikan IPA Universitas Negeri Surabaya. Tujuan dari percobaan kami yaitu untuk menentukan jarak fokus pada lensa positif dan lensa negatif. Adapun metode yang kami gunakan adalah meletakkan benda, lensa positif, dan layar, menggeser-geser layar untuk mendapatkan gambar bayangan yang jelas, mengukur jarak bayangan S’ pada layar terhadap lensa (pada percobaan pertama), mengukur jarak antara lensa positif dan negatif (d) dan jarak bayangan pada lensa positif [s’(+)] dan mencatat hasilnya (pada percobaan kedua), dan mengulangi langkah tersebut dengan mengubah jarak benda terhadap lensa. Pada percobaan pertama, variabel manipulasinya yaitu jarak lensa (s(+)) ke benda, variabel respon yaitu jarak bayangan yang dihasilkan (s’(+)) dan jarak fokus lensa postif (f(+)), dan variabel kontrol yaitu lensa. Pada percobaan kedua, variabel manipulasinya yaitu jarak lensa (s(-)) ke benda, variabel respon yaitu jarak bayangan yang dihasilkan (s’(+)) dan jarak fokus lensa negatif (f(-)), dan variabel kontrol yaitu lensa dan jarak lensa negatif dengan lensa positif (d). Dalam percobaan pertama diperoleh sifat bayangan yaitu nyata, terbalik dan diperbesar. Dengan menggunakan rumus , diperoleh rata-rata jarak fokus lensa positif sebesar 10,56 cm dengan taraf ketelitian untuk masing-masing percobaan adalah 95,2%, 95,2%, 94,3%, 94,3%, 94,3% dan ketidakpastian masing-masing sebesar 4,8%, 4,8%, 5,7%, 5,7%, 5,7%, serta perbedaan nilai fokus lensa positif pada percobaan dengan yang tertera pada lensa yaitu 0,56 cm. Sedangkan pada percobaan kedua, diperoleh sifat bayangan yaitu maya, tegak, dan diperkecil. Dengan menggunakan rumus , diperoleh rata-rata jarak fokus lensa negatif sebesar -15,68 cm dengan taraf ketelitian pada masing-masing percobaan berturut-turut sebesar 64,1%, 64,1%, 63,7%, 63,7%, 63,3% dan ketidakpastian berturut-turut sebesar 35,9%, 35,9%, 36,3%, 36,3%, 36,7%, serta perbedaan nilai fokus lensa negatif pada percobaan dengan yang tertera pada lensa yaitu -5,68 cm. Jadi, hasil percobaan pertama dapat dikatakan valid, dan hasil percobaan kedua dapat dikatakan kurang valid.. Dari hasil percobaan pertama, dapat disimpulkan bahwa semakin besar jarak benda dari lensa semakin kecil jarak bayangan yang terbentuk pada layar dan sifat bayangannya nyata, terbalik dan diperbesar. Sedangkan pada percobaan kedua, jarak bayangan yang terbentuk s’(-) berbanding lurus dengan jarak benda s(-), semakin besar jarak benda terhadap lensa negatif maka jarak bayangan yang dibentuk juga semakin besar dan sifat bayangannya yaitu maya, tegak, dan diperkecil. Adapun faktor yang menyebabkan perbedaan nilai fokus lensa pada percobaan dengan yang tertera pada lensa yaitu karena kurang telitinya praktikan saat mengukur jarak antara bayangan dengan fokus terbaik dengan letak lensa dan mengabaikan masalah ruang-ruang dimana benda diletakkan, serta tidak adanya indikator yang jelas dalam menentukan jelas tidaknya bayangan yang terbentuk.




DAFTAR ISI

Halaman Judul ...............................................................................................         1
Daftar Isi .......................................................................................................         2
Abstrak ..........................................................................................................         3
BAB I PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................         4
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................         4
1.3 Tujuan .................................................................................................         5
1.4 Hipotesis .............................................................................................         5
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Lensa ..................................................................................................         6
2.2 Lensa Cekung .....................................................................................         6
2.3 Lensa Cembung ..................................................................................         9
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Rancangan Percobaan .........................................................................       12
3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................       13
3.3 Variable-variable .................................................................................       13
3.4 Langkah Kerja ....................................................................................       14
3.5 Alur Kerja ...........................................................................................       15
BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data ....................................................................................................       16
4.2 Analisis ...............................................................................................       16
4.3 Pembahasan ........................................................................................       17
BAB VI PENUTUP
5.1 Simpulan .............................................................................................       20
5.2 Saran ...................................................................................................       20
Daftar Pustaka ...............................................................................................      21  
Lampiran – Lampiran
1.      Taraf Ketelitian ..................................................................................      22
2.      Lampiran Foto ...................................................................................       23
3.      Lampiran Hitung ................................................................................      25




BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Lensa adalah alat optik sederhana yang paling penting. Lensa merupakan suatu medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan melengkung yang merupakan garis sferis, meskipun satu dari permukaan lensa itu dapat merupakan bidang datar, karena itu suatu gelombang datang mengalami dua pembiasan ketika melewati lensa tersebut. Lensa terbagi menjadi dua jenis, yaitu lensa cembung (+) dan lensa cekung (-). Hasil bayangan akibat pembiasan kedua jenis lensa ini berbeda, ada yang diperkecil, ada yang diperbesar, serta ada pula yang terbalik atau tegak. Bayangan tersebut ada yang bersifat maya atau tidak tertangkap layar dan ada pula yang nyata atau tertangkap layar. Lensa membantu aktifitas kita terutama yang berhubungan dengan optik. Contoh yang paling banyak digunakan dalam sehari-hari adalah kaca mata. Selain kaca mata, contoh lain yang menggunakan lensa adalah kamera, mikroskop, lup, dan lain-lain.
Jarak fokus adalah jarak dari letak fokus lensa yang dilambangkan f ke lensa. Sehingga untuk menentukan jarak fokus lensa terlebih dahulu menentukan letak fokus lensa kemudian meletakkan benda dengan jarak tertentu dengan fokus lensa sehingga dapat diamati bayangan yang terbentuk.Untuk menentukan kekuatan lensa yang digunakan pada aplikasi lensa seperti kaca mata menggunakan jarak fokus. Oleh karena itu, kami melakukan percobaan ini untuk menentukan jarak fokus pada lensa positif dan lensa negatif.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami memperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana cara menentukan jarak fokus pada lensa positif?
1.2.2. Bagaimana cara menentukan jarak fokus pada lensa negatif?
1.3    Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
1.3.1. Menentukan jarak fokus pada lensa positif.
1.3.2. Menentukan jarak fokus pada lensa negatif.

1.4    Hipotesis
Jarak antara bayangan yang terbentuk pada layar dan lensa lebih panjang menggunakan lensa negatif daripada lensa positif.




BAB II
KAJIAN TEORI


2.1.  Lensa
Lensa atau sering disebut kanta adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya. Lensa dapat membiaskan cahaya dari suatu benda dan membentuk bayangan nyata (real image) ataupun bayangan maya (virtual image).  Lensa sederhana dibedakan berdasarkan kelengkungan kedua bidang antarmukanya. Sebuah lensa cembung  mempunyai dua bidang antarmuka yang cembung, lensa dengan dua bidang cekung disebut lensa cekung. Jika salah satu bidang antarmuka datar (mempunyai radius yang tak berhingga), maka lensa tersebut disebut lensa plano cembung atau lensa plano cekung. Lensa cembung cekung mempunyai satu bidang antarmuka cekung dan satu bidang antarmuka cembung, juga sering disebut lensa meniskus (en: meniscus lens) (sumber:wikipedia.com).
Letak bayangan di suatu titik F disebut dengan titik fokus lensa. Jarak dari lensa ke titik F disebut jarak fokus (f). Karena lensa memiliki 2 permukaan, maka lensa memiliki 2 jari-jari kelengkungan lensa (R) dan 2 titik fokus. Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus dapat ditunjukkan dalam persamaan:

1/s + 1/s’ = 1/f ......................(1)

keterangan:s  = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f  = jarak fokus         

2.2. Lensa Cekung (lensa negatif)
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada begian tepinya. Sinar-sinar bias lensa cekung bersifat memancar (divergen).  lensa cekung digolongkan menjadi :

1.      Cekung rangkap (bikonkaf)
Sumber : fisikazone.com

2.      Cekung datar (plan-konkaf)
Sumber : fisikazone.com

3.      Cekung-cembung (konveks-konkaf).
Sumber : fisikazone.com
Ada tiga sinar-sinar istimewa pada pembiasan lensa cekung yaitu :
1.      Sinar datang menuju lensa sejajar sumbu utama akan lensa dibiaskan seakan-akan dari titik fokus aktif F1 lensa.
Sumber :fisikazone.com
2.      Sinar datang menuju lensa seakan-akan melalui titik fokus pasif F2 lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama lensa.
Sumber :fisikazone.com








3.      Sinar datang meuju lensa melalui titik pusat optik lensa akan diteruskan tanpa dibiaskan
Sumber :fisikazone.com

2.3. Lensa Cembung (positif)
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepinya. Sinar-sinar bias lensa cembung bersifat mengumpul (konvergen). lensa cembung digolongkan menjadi :
1.      Cembung rangkap (bikonveks)

2.      Cembung datar (plan-konveks)

3. Cembung-cekung (konkaf-konvek)

Sinar istimewa lensa cembung
1.          Sinar  datang sejajar sumbu utama, dibiaskan melalui titik fokus di belakang lensa.

2.          Sinar datang melalui titik fokus, dibiaskan sejajar sumbu utama di belakang lensa.



3.          Sinar datang melalui titik pusat optik diteruskan tanpa dibiaskan




BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1    Rancangan Percobaan
1. menentukan fokus lensa positif.











 









2.  menentukan fokus lensa negatif



 







3.2    Alat dan Bahan
1.      Lensa positif                                       1buah
2.      Lensa negatif                                      1buah
3.      Layar                                                   1buah 
4.      Penggaris                                             1buah
5.      Lampu                                                 1set

3.3    Variabel-Variabel
1.    Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif
Variabel manipulasi    : Jarak lensa (s(+)) ke benda
Definisi operasional    : pada percobaan ini jarak lensa ke benda dibuat berbeda dengan jarak 20cm,22cm,24cm,26cm, dan 28cm.
Variabel kontrol         : Lensa
Definisi operasional    : Pada percobaan ini variabel yang dibuat tetap adalah lensa, lensa yang digunakan adalah lensa posistif.
Variabel respon          : Jarak bayangan yang dihasilkan (s’(+)) dan jarak fokus lensa postif (f(+))
Definisi operasional    :Hasil yang akan di dapatkan pada percobaan ini adalah jarak bayangan yang dihasilkan dan jarak fokus yang dihasilkan dari perhitungan,

2.      Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif
Variabel manipulasi    : Jarak lensa (s(-)) ke benda
Definisi operasional    : Pada percobaan ini jarak lensa negatif ke layar dibuat berda-beda dengan jarak 20cm,22cm,24cm,26cm, dan 28cm.
Variabel kontrol         : Lensa dan jarak lensa negatif dengan lensapositif (d)
Definisi operasional   : Pada percobaan ini variabel yang dikontrol atau dibuat tetap adalah jenis lensa negatif,  lensa yang digunakan adalah lensa yang sama untuk setiap perlakuan dan jarak lensa negatif dengan lensa positif (d) juga dibuat sama yaitu 10 cm.
Variabel respon          : Jarak bayangan yang dihasilkan (s’(+)) dan jarak fokus lensa negatif (f(-))
Definisi operasional    : hasil percobaan yang akan dihasilkan yaitu jarak bayangan dan jarak fokus yang dihasilkan dari hasil perhitungan.
 
3.4    Prosedur Kerja
1.      Menentukan jarak fokus lensa positif
a.       Langkah pertama, meletakkan benda, lensa positif, dan layar sesuai dengan rancangan percobaan.
b.      Layar digeser-geser untuk mendapatkan gambar bayangan yang paling jelas.
c.       Mengukur jarak bayangan S’ pada layar terhadap lensa.
d.      Mengulangi 3 langkah di atas dengan mengubah jarak benda S.

2.      Menentukan jarak fokus lensa negatif
a.       Meletakkan benda, lensa negatif, lensa positif, dan layar sedemikian hingga tersusun seperti gambar (10).
b.      Menggeser-geser layar untuk mendapatkan gambar bayangan yang jelas.
c.       Mengukur jarak antara lensa positif dan negatif (d) dan jarak bayangan pada lensa positif [s’(+)] dan mencatat hasilnya. Dalam hal ini nilai f(+) telah di peroleh dari percobaan pertama.
d.      Mengulangi langkah tersebut dengan mengubah jarak benda terhadap lensa negatif. 


3.5  Alur Kerja
1.  Jarak fokus lensa positif


 













Layar
 
Lensa positif
 
Lensa negatif
 
Benda
 
2.  Jarak fokus lensa negatif















-  Diukur jarak bayangan pada lensa positif s’(+)
-  Dicatat
-  Diulangi dengan mengubah jarak benda (s(+)) sebanyak 5 kali
 




Hasil
 
 















BAB IV
DATA, ANALISIS, PEMBAHASAN


4.1     Data
Tabel 1. Hasil percobaan menentukan jarak fokus lensa positif.
Percobaan Ke-
(s(+ ) ± 0,1) cm
(s’(+ ) ± 0,1) cm
f(+) (cm)
1
20,0
22,0
10,5
2
22,0
20,0
10,5
3
24,0
19,0
10,6
4
26,0
18,0
10,6
5
28,0
17,0
10,6
Keterangan :
f= 100mm = 10 cm

Tabel 2. Hasil percobaan menentukan jarak fokus lensa negatif.
Percobaan Ke-
(s(+ ) ± 0,1) cm
(d ± 0,1) cm
(s’(+ ) ± 0,1) cm
Harga s’(- ) (cm)
Harga f (cm)
1
20,0
10,0
30,0
20,0
15,6
2
22,0
10,0
32,0
22,0
15,6
3
24,0
10,0
34,0
24,0
15,7
4
26,0
10,0
36,0
26,0
15,7
5
28,0
10,0
38,0
28,0
15,8
Keterangan :
f= 100mm = 10 cm

4.2     Analisis
Percobaan menentukan jarak fokus lensa positif dan negatif, masing-masing dilakukan sebanyak 5 kali. Percobaan pertama menentukan jarak fokus lensa positif menggunakan fokus lensa sebesar +10 dengan memanipulasi jarak benda terhadap lensa positif (s+)  berturut-turut 20 cm, 22 cm, 24 cm, 26 cm, dan 28 cm diperoleh jarak bayangan s’(+) berturut-turut sebesar 22 cm, 20 cm, 19 cm, 18 cm dan 17 cm serta diperoleh jarak fokus lensa positif (f+) berturut-turut sebesar 10,5 cm, 10,5 cm, 10,6 cm, 10,6 cm, dan 10,6 cm.
Sedangkan percobaan kedua menentukan jarak fokus lensa negatif, menggunakan dua lensa yaitu dengan fokus lensa -10 dan +10, untuk jarak antara lensa positif dan negatif dibuat sama yaitu 10 cm, dan dengan memanipulasi jarak benda (s-) berturut-turut sebesar 20 cm, 22 cm, 24 cm, 26 cm, dan 28 cm diperoleh jarak bayangan positif (s’+) berturut-turut 30 cm, 32 cm, 34 cm, 36 cm, dan 38 cm sehingga dapat ditentukan harga jarak bayangan negatif (s’-) bertutur-turut sebesar 20 cm, 22 cm, 24 cm, 26 cm, dan 28 cm dan diperoleh harga jarak fokus lensa negatif (f-) berturut-turut sebesar 15,6 cm, 15,6 cm, 15,7 cm, 15,7 cm, dan 15,8 cm.

4.3     Pembahasan
Berdasarkan data dan analisis pada percobaan menentukan jarak fokus lensa positif dan negatif, yang masing-masing dilakukan sebanyak 5 kali. Pada percobaan menentukan jarak fokus lensa positif dengan fokus lensa +10 cm didapatkan jarak bayangan serta jarak fokus yang berbeda-beda. Dari kelima percobaan yang dimanipulasi jarak benda terhadap lensa positif (s+)  berturut-turut 20 cm, 22 cm, 24 cm, 26 cm, dan 28 cm diperoleh jarak bayangan s’(+) berturut-turut sebesar 22 cm, 20 cm, 19 cm, 18 cm dan 17 cm. Dari hasil percobaan kemudian dimasukkan ke dalam rumus , sehingga diperoleh jarak fokus lensa positif. (f+) berturut-turut sebesar 10,5 cm, 10,5 cm, 10,6 cm, 10,6 cm, dan 10,6 cm. Jarak bayangan yang terbentuk berbanding terbalik dengan jarak benda, semakin besar jarak benda dari lensa semakin kecil jarak bayangan yang terbentuk pada layar. Untuk sifat bayangan yang terbentuk dari percobaan menentukan jarak fokus lensa positif yaitu nyata, terbalik dan diperbesar. Rata-rata jarak fokus lensa yang didapat yaitu sebesar 10,56 cm dengan taraf ketelitian untuk masing-masing percobaan adalah 95,2%, 95,2%, 94,3%, 94,3%, 94,3% dan ketidakpastian masing-masing sebesar 4,8%, 4,8%, 5,7%, 5,7%, 5,7%. Hasil tersebut hampir mendekati nilai fokus yang tertera pada lensa cembung yaitu 100 mm atau 10 cm. Perbedaan nilai fokus lensa positif pada percobaan dengan yang tertera pada lensa yaitu 0,56 cm. Adanya perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya, dikarenakan kurang telitinya pengamat saat mengukur jarak antara bayangan dengan fokus terbaik dengan letak lensa positif, tidak adanya indikator yang jelas saat menentukan jelas tidaknya bayangan yang terbentuk. Perbedaan jarak bayangan tersebut meskipun sedikit saja namun dapat mempengaruhi rata-rata jarak fokus lensa yang ditentukan. Sehingga terdapat sedikit perbedaan antara jarak fokus lensa yang ditentukan dari hasil percobaan dengan jarak fokus lensa yang sudah diketahui.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan jarak fokus lensa negatif dengan fokus lensa -10 cm dan +10 cm (menggunakan lensa cembung dan cekung) hal ini karena jika hanya menggunakan lensa negatif maka bayangan tidak bisa ditangkap oleh layar, sehingga bayangan tidak terlihat. Fungsi lensa positif yaitu untuk membalikkan bayangan yang terbentuk, karena sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa negatif yaitu terbalik. Untuk jarak antara lensa positif dan negatif dibuat sama yaitu 10 cm, didapatkan jarak bayangan serta jarak fokus yang berbeda-beda. Untuk memperoleh s’(-) digunakan rumus s’(-) = s(+) – d atau s’(-) = s(+) + d dengan melihat di ruang mana benda diletakkan. s(+) yang digunakan didapat dari rumus  dimana f(+) yaitu rata-rata jarak fokus lensa positif yang diperoleh dari hasil percobaan pertama (Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif). Setelah diperoleh jarak bayangan lensa negatif kemudian dimasukkan ke dalam rumus , sehingga diperoleh jarak fokus lensa negatif. Dari kelima percobaan dengan memanipulasi jarak benda (s-) berturut-turut sebesar berturut-turut sebesar 20 cm, 22 cm, 24 cm, 26 cm, dan 28 cm diperoleh jarak bayangan positif (s’+) berturut-turut 30 cm, 32 cm, 34 cm, 36 cm, dan 38 cm. Sehingga dapat ditentukan harga jarak bayangan negatif (s’-) bertutur-turut sebesar 20 cm, 22 cm, 24 cm, 26 cm, dan 28 cm dan diperoleh harga jarak fokus lensa negatif (f-) berturut-turut sebesar 15,6 cm, 15,6 cm, 15,7 cm, 15,7 cm, dan 15,8 cm. Jarak bayangan yang terbentuk s’(-) berbanding lurus dengan jarak benda s(-), semakin besar jarak benda terhadap lensa negatif maka jarak bayangan yang dibentuk juga semakin besar. Untuk sifat bayangan yang terbentuk dari percobaan menentukan jarak fokus lensa negatif yaitu maya, tegak, dan diperkecil. Rata-rata jarak fokus lensa negatif yang didapat yaitu sebesar -15,68 cm dengan taraf ketelitian pada masing-masing percobaan berturut-turut sebesar 64,1%, 64,1%, 63,7%, 63,7%, 63,3% dan ketidakpastian berturut-turut sebesar 35,9%, 35,9%, 36,3%, 36,3%, 36,7%. Hasil tersebut cukup jauh dengan nilai fokus yang tertera pada lensa cekung yaitu -100 mm atau -10 cm. Perbedaan nilai fokus lensa negatif pada percobaan dengan yang tertera pada lensa yaitu -5,68 cm. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya, tidak adanya indikator yang jelas saat menentukan jelas tidaknya bayangan yang terbentuk, sehingga mengakibatkan kurang telitinya pengamat saat mengukur jarak antara bayangan dengan fokus terbaik. Misalnya menurut praktikan A pada jarak bayangan tertentu bayangan yang terbentuk sudah fokus, namun menurut yang lain bayangan tersebut yang terbentuk belum fokus, sehingga tepat jelas jika layar digeser beberapa cm lagi. Perbedaan jarak bayangan tersebut dapat mempengaruhi rata-rata jarak fokus lensa yang ditentukan. Sehingga menimbulkan perbedaan yang cukup jauh antara jarak fokus lensa yang ditentukan dari hasil percobaan dengan jarak fokus lensa yang sudah diketahui. Dan juga pada percobaan kedua ini, praktikan tidak memperhatikan / mengabaikan masalah ruang-ruang dimana benda diletakkan. Dalam menentukan jarak fokus lensa negatif harus memperhatikan masalah ruang-ruang dimana benda diletakkan, karena akan digunakan rumus yang berbeda dalam menentukan s’(-).




BAB V
PENUTUP


5.1    Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan terkait jarak fokus lensa, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.    Pada percobaan menentukan jarak fokus lensa positif, semakin besar jarak benda dari lensa semakin kecil jarak bayangan yang terbentuk pada layar dan sifat bayangannya nyata, terbalik dan diperbesar. Perbedaan nilai fokus lensa positif pada percobaan dengan yang tertera pada lensa yaitu 0,56 cm.
2.    Pada percobaan menentukan jarak fokus lensa negatif, jarak bayangan yang terbentuk s’(-) berbanding lurus dengan jarak benda s(-), semakin besar jarak benda terhadap lensa negatif maka jarak bayangan yang dibentuk juga semakin besar dan sifat bayangannya yaitu maya, tegak, dan diperkecil. Perbedaan nilai fokus lensa negatif pada percobaan dengan yang tertera pada lensa yaitu -5,68 cm.

5.2    Saran
Dalam melakukan percobaan, sebaiknya praktikan lebih teliti saat mengukur jarak antara bayangan dengan fokus terbaik dengan letak lensa dan seharusnya ada suatu indikator yang jelas dalam menentukan jelas tidaknya bayangan yang terbentuk. Selain itu, praktikan juga sebaiknya lebih memperhatikan / tidak mengabaikan masalah ruang-ruang dimana benda diletakkan.






DAFTAR PUSTAKA


Giantcoli. 2007. Fisika Jilid 2 Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Anonim. Lensa.Online: https://id.wikipedia.org/wiki/Lensa.html. Diakses tanggal 20 November 2015.
Anonim. Lensa Cekung. Online : http://fisikazone.com/lensa-cekung.html. Diakses tanggal 20 November 2015.
Anonim.2014. Pengertian Lensa Dan Jenis Lensa. Online: http://www.informasi-pendidikan.com/2014/12/pengertian-lensa-jenis-lensa-dan.html. Diakses tanggal 21 November 2015.
Anonim.Lensa. Online: https://sumadewiblog.wordpress.com/cahaya/lensa. html. Diakses tanggal 21 nopember 2015.
Anonim. Online http://brainly.co.id/tugas/130799.html. Diakses tanggal 22 Nopember 2015.




TARAF KETELITIAN


Ø  Percobaan Lensa Positif
No
Jarak
(cm)
f(+) (cm)
f(+)
 (cm)
Ketidakpastian
 x 100%
Taraf Ketelitian
1
20
10
10,5
95,2%
2
22
10
10,5
95,2%
3
24
10
10,6
94,3%
4
26
10
10,6
94,3%
5
28
10
10,6
94,3%
Ø  Percobaan Lensa Negatif
No
Jarak
(cm)
f(-)
(cm)
f(-)
 (cm)
Ketidakpastian
 x 100%
Taraf Ketelitian
1
20
10
15,6
64,1%
2
22
10
15,6
64,1%
3
24
10
15,7
63,7%
4
26
10
15,7
63,7%
5
28
10
15,8
63,3%




LAMPIRAN FOTO


12248676_902410993160428_136801404_n.jpg
12277314_902410603160467_58188586_n.jpg
Rangkaian percobaan lensa positif
Rangkaian percobaan lensa negatif
10.jpg
10.jpg
Jarak lensa ke benda 20 Cm
Jarak lensa ke benda 20 Cm
15.jpg
15.jpg
Jarak lensa ke benda 22 Cm
Jarak lensa ke benda 22 Cm
20.jpg
20.jpg
Jarak lensa ke benda 24 Cm
Jarak lensa ke benda 24 Cm
25.jpg
25.jpg
Jarak lensa ke benda 26 Cm
Jarak lensa ke benda 26 Cm
30.jpg
30.jpg
Jarak lensa ke benda 28Cm
Jarak lensa ke benda 28 Cm




LAMPIRAN HITUNG


Ø  Percobaan 1 (Lensa Positif)
1.      Jarak lensa ke benda 20 Cm
2.      Jarak lensa ke benda 22 Cm
3.      Jarak lensa ke benda 24 Cm
4.      Jarak lensa ke benda 26 Cm
5.      Jarak lensa ke benda 28 Cm

Ø  Percobaan 2 (Lensa Negatif)
§   Perhitungan S’(-)
1.      Jarak lensa ke benda 20 Cm (d = 10Cm)
2.      Jarak lensa ke benda 22 Cm (d = 10Cm)
3.      Jarak lensa ke benda 24 Cm (d = 10Cm)
4.      Jarak lensa ke benda 26 Cm (d = 10Cm)
5.      Jarak lensa ke benda 28 Cm (d = 10Cm)
§   Perhitungan S(-)
Rata-Rata fokus = 10,6 Cm
1.      Jarak lensa ke benda 20 Cm (d = 10Cm)
2.      Jarak lensa ke benda 22 Cm
3.      Jarak lensa ke benda 24 Cm
4.      Jarak lensa ke benda 26 Cm
5.      Jarak lensa ke benda 28 Cm

§   Perhitungan S(-)
1.      Jarak lensa ke benda 20 Cm (d = 10Cm)
2.      Jarak lensa ke benda 22 Cm (d = 10Cm)
3.      Jarak lensa ke benda 24 Cm (d = 10Cm)
4.      Jarak lensa ke benda 26 Cm (d = 10Cm)
5.      Jarak lensa ke benda 28 Cm (d = 10Cm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar