Kamis, 17 Desember 2015

Laporan GO Cepat Rambat Bunyi di Udara



LAPORAN PRAKTIKUM
GELOMBANG DAN OPTIK
“CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA”


Logo unesa.png


Disusun Oleh :
Kelompok 4
Shantie Pramitha Agyofannyngrum               (13030654042/ PIB 13)
Devi Nadiya W                                               (13030654062/ PIB 13)
Tryas Ngudi Lestari                                        (13030654075/ PIB 13)




PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015




ABSTRAK


Kami telah melakukan percobaan “Cepat Rambat Bunyi di Udara” pada hari Kamis, 22 Oktober 2015 di Laboratorium Pendidikan IPA Universitas Negeri Surabaya. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan cepat rambat bunyi di udara dengan menggunakan resonansi bunyi pada pipa terbuka dan tertutup. Metode yang kami gunakan yaitu memasang aplikasi Pro Audio Tone Generator pada handphone sebagai sumber bunyi, menghubungkan handphone dengan aplikasi Pro Audio Tone Generator dengan speaker, meletakkan speaker pada salah satu ujung pipa (terbuka dan tertutup), meletakkan ujung pipa lainnya didekat telinga, mengatur frekuensi pada aplikasi Pro Audio Tone Generator sampai terjadi resonansi (f), mengukur diameter dan panjang pipa (terbuka dan tertutup), mentukan panjang gelombang bunyi (λ), dan menentukan cepat rambat gelombang bunyi di udara (v). Variabel yang dimanipulasi yaitu jenis pipa (pipa terbuka dan tertutup), variabel respon yaitu cepat rambat bunyi di udara, serta variabel kontrol yaitu speaker, handphone dengan aplikasi Pro Audio Tone Generator, dan panjang pipa. Berdasarkan percobaan dengan menggunakan jenis dan ukuran pipa yang berbeda didapatkan frekuensi resonansi dan cepat rambat bunyi di udara yang berbeda. Percobaan pada pipa tertutup kecil dengan panjang pipa 25 cm dan diameter 2,8 cm dihasilkan cepat rambat bunyi rata-rata 351,6 m/s. Pada pipa tertutup besar dengan panjang pipa 30 cm dan diameter 4,3 cm dihasilkan cepat rambat bunyi rata-rata 280,6 m/s. Pada pipa terbuka kecil dengan panjang pipa 50 cm dan diameter 2,7 cm dihasilkan cepat rambat bunyi rata-rata 328,8 m/s. Pada pipa terbuka besar dengan panjang pipa 100 cm dan diameter 4,5 cm dihasilkan cepat rambat bunyi rata-rata 168,4 m/s. Dalam percobaan ini diperoleh taraf ketelitian sebesar 99,97%. Jadi, hasil percobaan tersebut dapat dikatakan valid. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan yang kami lakukan tidak sesuai dengan hipotesis dimana cepat rambat bunyi pada pipa terbuka lebih besar dari pada pipa tertutup karena hasil yang kami peroleh pada pipa tertutup cepat rambat bunyinya lebih besar dari pada pipa terbuka. Adapun faktor yang menyebabkan adanya perbedaan yaitu dikarenakan ketidaktelitian kami dalam menentukan frekuensi tertinggi pada aplikasi PA Tone dan mendengarkan resonansi pada pipa yang dikeluarkan Handphone dengan aplikasi Pro Audio Tone Generator sehingga frekuensi yang dihasilkan kurang sesuai dan mempengaruhi cepat rambat bunyi yang dihasilkan.




DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL...........................................................................................1
ABSTRAK...........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I     PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................5
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................5
1.3. Tujuan...........................................................................................6
1.4. Hipotesis.......................................................................................6
BAB II    KAJIAN PUSTAKA
2.1. Gelombang...................................................................................7
2.2. Bunyi............................................................................................7
2.2.1. Sumber Bunyi....................................................................8
2.2.2. Pendengar..........................................................................8
2.2.3. Medium Perambatan Bunyi...............................................9
2.3. Cepat Rambat Gelombang Bunyi di Udara.................................9
2.4. Resonansi Bunyi Pada Pipa Organa............................................10
2.4.1. Pipa Organa Terbuka.........................................................10
2.4.2. Pipa Organa Tertutup........................................................11
BAB III  METODE PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan............................................................................12
3.2. Rancangan Percobaan..................................................................12
3.3. Variabel Percobaan dan Definisi Operasional Variabel...............12
3.4. Langkah Percobaan......................................................................13
3.5. Alur Percobaan.............................................................................14
BAB IV  DATA DAN ANALISIS
4.1. Data..............................................................................................15
4.2. Analisis.........................................................................................15
4.3. Pembahasan..................................................................................16
4.4. Grafik...........................................................................................18
4.5. Diskusi.........................................................................................19
BAB V   PENUTUP
5.1. Kesimpulan..................................................................................23
5.2. Saran............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................25
TARAF KETELITIAN......................................................................................26
LAMPIRAN FOTO...........................................................................................27
LAMPIRAN HITUNG......................................................................................28


  

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Bunyi dihubungkan dengan indera pendengaran kita yaitu telinga. Istilah bunyi juga merujuk pada sensasi fisik yang merangsang telinga kita yaitu, gelombang longitudinal.  Syarat terjadinya bunyi ada tiga, yang pertama harus ada sumber bunyi dan seperti halnya dengan semua gelombang, sumber bunyi merupakan benda yang bergetar. Kedua, energi dipindahkan dari sumber dalam bentuk gelombang bunyi longitudinal melalui medium, dan ketiga bunyi dideteksi oleh telinga atau alat yang menerima. Jadi, bunyi merupakan gelombang longitudinal yang memerlukan medium dalam perambatannya.
Salah satu medium untuk perambatan bunyi adalah udara. Salah satu sumber bunyi yaitu alat-alat musik seperti pipa organa. Jika pipa organa ditiup, maka udara-udara dalam pipa akan bergetar sehingga menghasilkan bunyi. Kolom udara dapat  beresonansi, artinya dapat bergetar.
Ada dua jenis pipa organa, yaitu pipa organa terbuka dan tertutup. Pipa organa terbuka berarti kedua ujungnya terbuka dan pipa organa tertutup berarti salah satu ujungnya tertutup dan ujung lain terbuka. Saat merambat, bunyi mempunyai cepat rambat bunyi. Cepat rambat bunyi berbeda-beda berdasarkan mediumnya. Oleh karena itu, kami melakukan percobaan ini untuk menentukan cepat rambat bunyi di udara dengan menggunakan resonansi bunyi pada pipa terbuka dan tertutup.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami memperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1. Bagaimana pengaruh resonansi bunyi pada pipa terbuka dan tertutup terhadap cepat rambat bunyi di udara?

1.3. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan cepat rambat bunyi di udara dengan menggunakan resonansi bunyi pada pipa terbuka dan tertutup.

1.4. Hipotesis
1.4.1. Cepat rambat bunyi yang dihasilkan pada pipa terbuka lebih besar daripada cepat rambat bunyi yang dihasilkan pada pipa tertutup.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1. Gelombang
Gelombang merupakan suatu getaran (gangguan) yang merambat. Sedangkan getaran itu sendiri merupakan gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Gelombang berbeda dengan materi. Selama perambatannya (selama menjalar), gelombang hanya memindahkan energi, sementara materi selama berpindah selalu memindahkan massa dan energinya.
Berdasarkan medium rambatnya, gelombang terbagi atas gelombang mekanis dan gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang dapat merambat baik melalui medum maupun tanpa medium. Sedangkan gelombang mekanis ialah gelombang yang hanya dapat merambat melalui medium. Gelombang mekanis biasanya merambat melalui media elastis, seperti gas, zat padat, ataupun zat cair. Media elastis ialah suatu medium yang dapat mengalami deformasi.
Sedangkan berdasarkan arah getar dan arah rambatnya gelombang diklasifikasikan menjadi dua, yaitu gelombang transversal dan longitudinal. Gelombang tranversal merupakan gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatnya. Satu gelombang terdiri dari satu bukit dan satu lembah. Sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya searah dengan rambatannya. Contoh gelombang mekanik dan gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi.

2.2. Bunyi
Bunyi adalah peristiwa yang ditimbulkan oleh getaran benda yang merambat melalui medium dengan kecepatan tertentu. Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar merambat ke segala arah. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain meregang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia. Bunyi/ suara dapat terdengar karena adanya getaran yang menjalar ke telinga pendengar. Getaran yang menjalar ini menyebabkan perubahan tekanan pada selaput pendengaran manusia akibat dari penjalaran gelombang mekanik. Saat sampai di selaput gendang telinga, getaran ini diubah menjadi denyut listrik yang akan dilaporkan ke otak melalui urat syaraf pendengaran.
Terdapat 3 aspek terjadinya bunyi, yaitu adanya sumber bunyi, medium yang merambatkan bunyi dan adanya penerima yang berada di alam jangkauan sumber bunyi (Hardiwiyono, 2012).
2.2.1. Sumber Bunyi
Sumber bunyi merupakan benda-benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat melalui medium atau zat perantara hingga dapat terdengar. Sumber bunyi berhubungan erat dengan frekuensi bunyi. Frekuensi bunyi adalah banyaknya gelombang bunyi setiap detik. Semakin besar frekuensi gelombang bunyi, berarti, semakin banyak pula pola rapatan dan renggangan sehingga bunyinya akan terdengar semakin nyaring (nadanya lebih tinggi). Berdasarkan frekuensinya, bunyi dapat digolongkan menjadi tiga :
a.     Infrasonik    : bunyi yang frekuensinya di bawah 20 Hz
b.    Audiosonik  : bunyi yang frekuensinya antara 20-20.000 Hz
c.     Ultrasonik    : bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz
2.2.2. Pendengar
Pendengar merupakan objek yang dikenai oleh gelombang suara (gelombang bunyi). Suara yang di hasilkan elemen tersebut bergetar ke depan dan merenggangkan udara sewaktu bergerak ke belakang. Udara kemudian mentransmisikan gangguan-gangguan yang ke luar dari sumber tersebut sebagai gelombang. Sewaktu memasuki telinga, gelombang-gelombang ini menimbulkan sensasi bunyi.


2.2.3. Medium Perambatan Bunyi
Gelombang-gelombang bunyi, jika tidak dirintangi, akan menyebar di dalam semua arah dari sebuah sumber (gelombang bunyi bersifat tiga dimensi), tapi agar lebih sederhana akan dibahas penjalaran dalam satu dimensi saja. Cepat rambat bunyi berbeda-beda untuk setiap material, yang menjadi medium perambatan gelombang. Di udara yang bersuhu 0oC dan bertekanan 1 atm, bunyi merambat dengan kecepatan 331 m/s.
Tabel 2.1 Laju bunyi diberbagai materi, pada suhu 20 oC dan tekanan 1 atm.
Materi
Laju (m/s)
Udara 0oC
331
Udara
340
Hielium
1005
Hidrogen
1300
Air
1440
Air Laut
1560
Besi dan Baja
5000
Kaca
4500
Alumunium
5100
Kayu Keras
4000
(Giancoli, 2001:408)

2.3. Cepat Rambat Gelombang Bunyi di Udara
Bunyi mempunyai cepat rambat yang terbatas. Bunyi memerlukan waktu untuk berpindah. Cepat rambat bunyi sebenarnya tidak terlampau besar. Cepat rambat bunyi jauh lebih kecil dibadingkan dengan cepat rambat cahaya. Karena bunyi termasuk gelombang, cepat rambat bunyi juga memenuhi persamaan cepat rambat gelombang. Cepat rambat gelombang bunyi berkaitan dengan jarak dan waktu, dimana cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai jarak sumber bunyi ke pendengar dibagi dengan selang waktu yang dibutuhkan bunyi untuk sampai ke pendengar, yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
v = s / t
Cepat rambat bunyi di udara dipengaruhi oleh kondisi udara, terutama suhu dan tekanan udara. Besarnya cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh suhu dinyatakan dengan persamaan :
v = 331 + 0,6.T  (rumus Miller).
Dalam medium udara, bunyi mempunyai sifat khusus, antara lain :
2.3.1 Cepat rambat bunyi tidak tergatung pada tekanan udara, artinya jika terjadi perubahan tekanan udara, sepat rambat bunyi tidak akan berubah.
2.3.2 Cepat rambat bunyi bergantung pada suhu. Makin tinggi suhu udara, makin besar cepat rambat bunyi (Afriza, 2011).

2.4. Resonansi Bunyi Pada Pipa Organa
Salah satu sifat bunyi adalah dapat bersonansi. Resonansi adalah ikut bergetarnya molekul udara dalam kolom udara akibat getaran benda, dalam beberapa alat musik akan menimbulkan efek bunyi yang merdu. Peristiwa resonansi dapat terjadi pada pipa organa. Jika sumber bunyi gitar adalah getaran senarnya, maka sumber bunyi pipa organa adalah kolom udara.
Pipa organa adalah sebuah elemen penghasil suara. Pipa tersebut akan beresonansi (mengeluarkan suara) pada nada tertentu ketika ada aliran udara yang ditiupkan pada tekanan tertentu. Pipa organa dibedakan menjadi dua yaitu : (1) pipa organa terbuka dan (2) pipa organa tertutup.
2.4.1. Pipa Organa Terbuka
Pipa organa terbuka adalah sebuah kolom udara yang kedua ujung penampangnya terbuka. Jika pipa organa ditiup, maka udara-udara dalam pipa akan bergetar sehingga menghasilkan bunyi. Gelombang yang terjadi merupakan gelombang longitudinal. Kolom udara dapat  beresonansi, artinya dapat bergetar. 





 







Gambar 2.1 Nada Dasar Pada Pipa Terbuka
L = λ (n) / 2
 
Dalam hal ini persamaan pada pipa terbuka adalah :

λ= 2L /n


 
Maka panjang gelombang dapat dicari dengan persamaan :

2.4.2. Pipa Organa Tertutup
Pipa organa tetutup adalah sebuah kolom udara yang salah satu ujungnya tertutup dan ujung yang lain terbuka. Pada ujung pipa tertutup, udara tidak bebas bergerak, sehingga pada ujung pipa selalu terjadi simpul.







Persamaan pada pipa organa tertutup adalah sebagai berikut :
L = λ (2n – 1) / 4
λ= 4L /(2n – 1)


 
 
    
λ= 4L /(2n – 1)


 
Dari persamaan diatas, Maka panjang gelombang dapat dicari dengan persamaan:




BAB III
METODE PERCOBAAN


3.1. Alat dan Bahan
1.    Handphone dengan aplikasi Pro Audio Tone Generator          1 buah
2.    Speaker                                                                                      1 buah
3.    Pipa terbuka (kecil dan besar)                                                   2 buah
4.    Pipa terutup (Gelas ukur besar dan kecil)                                 2 buah

3.2. Rancangan Percobaan
 





Pipa organa
 



 


PA Tone
 

 


 


Speaker
 

Gambar 3.1. Rancangan Percobaan Cepat Rambat Bunyi di Udara

3.3. Variabel Percobaan dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Manipulasi    : Jenis pipa (terbuka dan tertutup)
Definisi Operasional   : Pada percobaan ini jenis pipa dibuat berbeda yaitu pipa terbuka dan pipa tertutup. Pipa organa merupakan semua pipa yang dalamnya berongga, terdapat dua jenis yaitu pipa organa terbuka berarti kedua ujungnya terbuka dan pipa organa tertutup berarti salah satu ujungnya tertutup dan ujung lain terbuka.
2. Variabel Respon          : Cepat rambat bunyi di udara.
Definisi Operasional   : Pada percobaan ini akan diperoleh panjang gelombang dan frekuensi maka dari dua hal tersebut diperoleh cepat rambat gelombang. Cepat rambat bunyi diudara adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang bunyi setiap satu satuan waktu pada medium udara.
3. Variabel Kontrol         : Speaker, Hp dengan aplikasi pro Audio Tone generator, panjang pipa.
Definisi Operasional   : Pada percobaan ini yang dibuat sama yaitu panjang pipa terbuka dan tertutup, speaker yang digunakan untuk mengeraskan suara, kemudian hp dengan frekuensi yang sama. Speaker adalah perangkat keras yang berfungsi mengeluarkan suara. Handphone dengan aplikasi Pro Audio Tone Generator merupakan sumber bunyi yang yang dapat diubah frekuensinya.

3.4. Langkah Percobaan
1.    Memasang aplikasi Pro Audio Tone Generator pada handphone sebagai sumber bunyi.
2.    Menghubungkan handphone dengan aplikasi Pro Audio Tone Generator dengan speaker.
3.    Meletakkan speaker pada salah satu ujung pipa (terbuka dan tertutup).
4.    Meletakkan ujung pipa lainnya didekat telinga.
5.    Mengatur frekuensi pada aplikasi Pro Audio Tone Generator sampai terjadi resonansi.
6.    Mengukur diameter dan panjang pipa (terbuka dan tertutup).
7.    Mentukan panjang gelombang bunyi.
8.    Menentukan cepat rambat gelombang bunyi di udara.
9.    Mengulang poin 1-8 sebanyak 3x percobaan pada pipa terbuka dan tertutup.
Aplikasi Pro Audio Tone Generator
 
3.5. Alur Percobaan
       








Resonansi
 
 











·  Ditentukan panjang gelombang bunyi
·  Ditentukan cepat rambat bunyi diudara setelah panjang pipa diukur dan diketahui panjang gelombangnya

 



 



 








BAB IV
DATA DAN ANALISIS


4.1. Data
 Tabel 4.1 Hasil Percobaan Cepat Rambat Bunyi di Udara
No
Jenis Pipa
(D±0,1)
cm
(f resonansi±0,1)
Hz
(L± 0,1)
cm
(λ±1,0)
m
(V±1,0)
m/s
1
Pipa tertutup (kecil)
2,8
350,3
25
1,0
350,3
351,8
351,8
352,6
352,6
2
Pipa tertutup (besar)
4,3
280,7
30
1,2
336,8
280,6
336,7
280,5
336,6
3
Pipa Terbuka
(kecil)
2,7
328,7
50
1,0
328,7
329,0
329,0
328,8
328,8
4
Pipa Terbuka
(besar)
4,5
169,5
100
2,0
339,0
168,3
336,6
167,5
335,0

4.2. Analisis
Pada percobaan cepat rambat bunyi di udara ini dilakukan dengan menggunakan 2 jenis pipa yang berbeda yaitu terbuka dan tertutup yang masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali dengan memanipulasi ukuran (diameter) masing-masing pipa dalam setiap percobaan. Cepar rambat bunyi di udara diperoleh dari persamaan v = λ x f. Pada teori ditetapkan bahwa cepat rambat bunyi di udara adalah 343 m/s.
Berdasarkan percobaan pertama dengan menggunakan pipa tertutup (kecil), diperoleh cepat rambat bunyi sebesar 350,3 m/s, 351,8 m/s dan 352,6 m/s. Hasil yang diperoleh melalui percobaan dengan teori memiliki perbedaan dimana pada percobaan cepat rambat bunyi di udara hasilnya melebihi dari ketetapan secara teori yaitu 343 m/s.
Pada percobaan kedua dengan menggunakan pipa tertutup (besar), diperoleh cepat rambat bunyi sebesar 336,8 m/s, 336,7 m/s dan 336,6 m/s. Hasil yang diperoleh melalui percobaan dengan teori memiliki perbedaan namun tidak terlalu jauh dari ketetapan secara teori yaitu 343 m/s.
Pada percobaan ketiga dengan menggunakan pipa terbuka (kecil), diperoleh cepat rambat bunyi sebesar 328,7 m/s, 329,0 m/s dan 328,8 m/s. Hasil yang diperoleh melalui percobaan dengan teori memiliki perbedaan dimana hasilnya dibawah dari ketetapan secara teori yaitu 343 m/s.
Pada percobaan keempat dengan menggunakan pipa terbuka (besar), diperoleh cepat rambat bunyi sebesar 339,0 m/s, 336,6 m/s dan 335,0 m/s. Hasil yang diperoleh melalui percobaan dengan teori memiliki perbedaan dimana hasilnya dibawah dari ketetapan secara teori yaitu 343 m/s.
Dari analisis tersebut maka dapat dinyatakan bahwa pada percobaan kedua, ketiga dan keempat diperoleh hasil perhitungan cepat rambat bunyi di udara hasilnya dibawah dari ketetapan cepat rambat bunyi di udara secara teoriti. Sedangkan pada percobaan pertama diperoleh hasil perhitungan cepat rambat bunyi di udara hasilnya melebihi dari ketetapan cepat rambat bunyi di udara secara teoritis.

4.3. Pembahasan
Dari hasil analisis yang diperoleh  maka dapat diketahui bahwa hasil  percobaan yang telah dilakukan terdapat ketidak sesuaian dengan teori dimana seharusnya pada pipa tertutup besar dengan diameter lebih besar cepat rambat bunyinya lebih besar daripada pipa tertutup kecil, namun hasil yang kami peroleh sebaliknya yaitu pipa tertutup kecil cepat rambat bunyinya lebih besar. Sedangkan pada pipa tebuka yang diameternya lebih besar cepat rambatnya lebih besar daripada pipa terbuka yang diameternya lebih kecil, pada percobaan ini hasilnya sudah sesuai dengan teori. Secara teori pada pipa tertutup frekuensinya lebih besar daripada pipa terbuka tetapi cepat rambatnya lebih kecil, hal tersebut terjadi karena selalu ada simpangan simpul tertutup di ujung tertutup (karena udara tidak bebas untuk bergerak) dan simpul terbuka di ujung terbuka (di mana udara dapat bergerak bebas) (Giancoli, 2001). Sehingga cepat rambat bunyi pada pipa tertutup lebih kecil daripada pipa terbuka. Namun pada percobaan yang kami lakukan pada pipa tertutup frekuensi dan cepat rambat bunyinya juga lebih besarJadi dari hasil percobaan yang kami lakukan tidak sesuai dengan hipotesis yang kami gunakan dimana cepat rambat bunyi pada pipa terbuka lebih besar dari pada pipa tertutup karena hasil yang kami peroleh pada pipa tertutup cepat rambat bunyinya lebih besar dari pada pipa terbuka, namun jika ditinjau dari teori frekuensinya sudah sesuai.
Dari hasil percobaan yang dilakukan juga terdapat ketidak sesuaian hasil perhitungan cepat rambat bunyi di udara dengan hasil secara teoritis dimana pada percobaan kedua, ketiga dan keempat diperoleh hasil perhitungan cepat rambat bunyi di udara hasilnya dibawah dari ketetapan cepat rambat bunyi di udara secara teoritis. Sedangkan pada percobaan pertama diperoleh hasil perhitungan cepat rambat bunyi di udara hasilnya melebihi dari ketetapan cepat rambat bunyi di udara secara teoritis. Sehingga dari ketidaksesuai yang diperoleh maka terdapat faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan hasil secara perhitungan dan hasil teoritis.
Adapun faktor yang menyebabkan adanya perbedaan yaitu dikarenakan cepat rambat bunyi berbeda-beda untuk setiap material yang menjadi medium perambatan gelombang. Pada gas, cepat rambat bunyi sangat bergantung pada temperatur. Di udara yang bersuhu 0oC dan bertekanan 1 atm, bunyi merambat dengan cepat rambat bunyi 331 m/s (Giancoli, 2012). Berdasarkan teori, cepat rambat bunyi di udara meningkat sebesar 0,60 m/s untuk setiap kenaikan temperatur 10C. v (331+0,60T) m/s (Rumus Miller) dimana T merupakan temperatur dalam 0C.  Jika T dianggap sebesar (T= 200C) maka cepat rambat bunyi di udara dengan suhu 20oC yaitu,  v = 3310+0,6 (20) = 343 m/s. Namun pada saat praktikum dilakukan temperatur tidak diketahui sehingga ketetapan cepat rambat bunyi di udara yang di gunakan yaitu pada udara (200C). Taraf  ketelitian hasil perhitungan cepat rambat bunyi di udara yaitu sebesar ± 99,97%.
Selain itu juga dipengaruhi oleh ketidak telitian kami dalam menentukan frekuensi tertinggi pada aplikasi PA Tone sehingga di peroleh hasil yang berbeda-beda dan juga kurang fokusnya praktikan dalam mendengarkan resonansi pada pipa yang dikeluarkan Handphone dengan aplikasi Pro Audio Tone Generator sehingga frekuensi yang dihasilkan kurang valid dan mempengaruhi cepat rambat bunyi yang dihasilkan.

4.4. Grafik
Grafik 1. Diagram pengaruh jenis dan diameter pipa terhadap frekuensi.

Dari grafik dapat di ketahui bahwa pengaruh jenis pipa terhadap frekuensi yaitu pada pipa tertutup lebih besar dari pada pipa terbuka. Sedangkan pengaruh diameter pipa terhadap frekuensi yaitu semakin besar diameter frekuensinya semakin menurun. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
Grafik 2. Diagram pengaruh jenis dan diameter pipa terhadap cepat rambat bunyi.
Dari grafik dapat di ketahui bahwa pengaruh jenis pipa terhadap cepat rambat bunyi yaitu pada pipa tertutup lebih besar dari pada pipa terbuka. Sedangkan pengaruh diameter pipa terhadap cepat rambat bunyi yaitu semakin besar diameter cepat rambat bunyinya semakin menurun pada pipa tertutup, namun pada pipa terbuka semakin besar diameter cepat rambat bunyinya semakin meningkat. Pada pipa terbuka sudah sesuai dengan teori yang ada, namun pada pipa tertutup tidak sesuai dengan teori karena seharusnya semakin besar diameter cepat rambat bunyinya semakin meningkat.

4.5. Diskusi
1.         Lakukan analisis deskriptif (rata-rata dan simpangan baku) harga v pada 2 cara pengukuran tersebut.
Pada hasil percobaan  terdapat ketidak sesuaian hasil perhitungan cepat rambat bunyi di udara dengan hasil secara teoritis dimana dengan taraf ketelitian ± 99,97% pada percobaan kedua (pipa tertutup besar), ketiga (pipa terbuka kecil) dan keempat (pipa terbuka besar) diperoleh hasil perhitungan cepat rambat bunyi di udara hasilnya dibawah dari ketetapan cepat rambat bunyi di udara secara teoritis yaitu 343 m/s. Sedangkan pada percobaan pertama pada pipa tertutup kecil diperoleh hasil perhitungan cepat rambat bunyi di udara hasilnya melebihi dari ketetapan cepat rambat bunyi di udara secara teoritis yaitu 343 m/s.
Berdasarkan teori menyatakan bahwa cepat rambat bunyi diudara dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu udara, maka semakin cepat perambatan bunyinya. Hal tersebut terjadi karena semakin tinggi suhu, maka semakin cepat getaran partikel-partikel dalam medium tersebut. Akibatnya, proses perpindahan getaran makin cepat. Data yang diperoleh sedikit kurang sesuai dengan teori, seharusnya cepat rambat bunyi bunyi di udara pada suhu 200C sebesar 343 m/s, namun hasil yang diperoleh sedikit dibawahnya dan ada yang diatasnya. Hal tersebut disebabkan karena kurang fokus dan kurang telitinya praktikan dalam mendengarkan resonansi pada pipa yang dikeluarkan Handphone dengan aplikasi PA Tone sehingga frekuensi yang dihasilkan kurang valid dan mempengaruhi cepat rambat bunyi yang dihasilkan.

2.         Bandingkan hasil-hasil Anda dengan hasil tabel cepat rambat bunyi di udara (atau dari rumus cepat rambat bunyi di dalam gas pada suhu tertentu).
§   Pipa Tertutup Kecil Vs Pipa Tertutup Besar
Dari hasil percobaan diperoleh  bahwa terdapat ketidak sesuaian dengan teori dimana seharusnya pada pipa tertutup besar dengan diameter lebih besar cepat rambat bunyinya lebih besar daripada pipa tertutup kecil, namun hasil yang kami peroleh sebaliknya yaitu pipa tertutup kecil cepat rambat bunyinya lebih besar.
§  Pipa Terbuka Kecil Vs Pipa Terbuka Besar
Pada pipa terbuka yang diameternya lebih besar cepat rambatnya lebih besar daripada pipa terbuka yang diameternya lebih kecil, pada percobaan ini hasilnya sudah sesuai dengan teori.
§  Pipa Tertutup Vs Pipa Terbuka
Secara teori pada pipa tertutup frekuensinya lebih besar daripada pipa terbuka tetapi cepat rambatnya lebih kecil, hal tersebut terjadi karena selalu ada simpangan simpul tertutup di ujung tertutup (karena udara tidak bebas untuk bergerak) dan simpul terbuka di ujung terbuka (di mana udara dapat bergerak bebas) (Giancoli, 2001). Sehingga cepat rambat bunyi pada pipa tertutup lebih kecil daripada pipa terbuka. Namun pada percobaan yang kami lakukan pada pipa tertutup frekuensi dan cepat rambat bunyinya juga lebih besarJadi dari hasil percobaan yang kami lakukan tidak sesuai dengan hipotesis yang kami gunakan dimana cepat rambat bunyi pada pipa terbuka lebih besar dari pada pipa tertutup karena hasil yang kami peroleh pada pipa tertutup cepat rambat bunyinya lebih besar dari pada pipa terbuka, namun jika ditinjau dari teori frekuensinya sudah sesuai.

3.         Lakukan analisis, mengapa hasilnya seperti yang Anda temukan. Analisis ini mencakup faktor koreksi pada ujung tabung (telusuri sumber pustaka yang relevan)
Pada panjang tabung tertentu dapat terjadi resonansi gelombang suara yang ditandai dengan adanya suara yang menggaung agak keras. Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran pada pipa organa. Pada pipa tertutup, resonansi pertama akan terjadi jika panjang kolom udara adalah ¼ λ,  sedangkan pada pipa terbuka adalah ½ λ. Berdasarkan teori, selain panjang gelombang, cepat rambat bunyi pada pipa tertutup maupun terbuka dipengaruhi diameter pipa.  Posisi simpul terbuka dekat unjung tabung yang terbuka bergantung pada diameter tabung (Giancoli, 2001).
Semakin besar diameter pipa, maka cepat rambat bunyi di udara juga semakin besar. Pada pipa tetbuka hasil tersebut sudah sesuai dengan teori karena pada pipa terbuka besar dengan diameter lebih besar cepat rambat bunyinya lebih besar daripada pipa terbuka kecil, sedangkan pada pipa tertutup kecil cepat rambatnya lebih besar daripada pipa terbuka besar, hal ini tidak sesuai dengan teori.
Jadi dari hasil percobaan yang kami lakukan tidak sesuai dengan hipotesis yang kami gunakan dimana cepat rambat bunyi pada pipa terbuka lebih besar dari pada pipa tertutup karena hasil yang kami peroleh pada pipa tertutup cepat rambat bunyinya lebih besar dari pada pipa terbuka, namun jika ditinjau dari teori frekuensinya sudah sesuai.




BAB V
PENUTUP


5.1. Kesimpulan
1.      Pengaruh jenis pipa terhadap frekuensi yaitu pada pipa tertutup lebih besar dari pada pipa terbuka. Sedangkan pengaruh diameter pipa terhadap frekuensi yaitu semakin besar diameter frekuensinya semakin menurun. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
2.      Pengaruh jenis pipa terhadap cepat rambat bunyi yaitu pada pipa tertutup lebih besar dari pada pipa terbuka. Sedangkan pengaruh diameter pipa terhadap cepat rambat bunyi yaitu semakin besar diameter cepat rambat bunyinya semakin menurun pada pipa tertutup, namun pada pipa terbuka semakin besar diameter cepat rambat bunyinya semakin meningkat. Pada pipa terbuka sudah sesuai dengan teori yang ada, namun pada pipa tertutup tidak sesuai dengan teori karena seharusnya semakin besar diameter cepat rambat bunyinya semakin meningkat.
3.      Secara teori pada pipa tertutup frekuensinya lebih besar daripada pipa terbuka tetapi cepat rambatnya lebih kecil, hal tersebut terjadi karena selalu ada simpangan simpul tertutup di ujung tertutup (karena udara tidak bebas untuk bergerak) dan simpul terbuka di ujung terbuka (di mana udara dapat bergerak bebas). Sehingga cepat rambat bunyi pada pipa tertutup lebih kecil daripada pipa terbuka. Namun pada percobaan yang kami lakukan pada pipa tertutup frekuensi dan cepat rambat bunyinya juga lebih besarJadi dari hasil percobaan yang kami lakukan tidak sesuai dengan hipotesis yang kami gunakan dimana cepat rambat bunyi pada pipa terbuka lebih besar dari pada pipa tertutup karena hasil yang kami peroleh pada pipa tertutup cepat rambat bunyinya lebih besar dari pada pipa terbuka, namun jika ditinjau dari teori frekuensinya sudah sesuai.



5.2. Saran
      Sebaiknya mahasiswa (praktikan) lebih fokus dan teliti dalam melakukan percobaan sehingga data yang diperoleh valid dan sesuai dengan teori. Selain itu, sebaiknya sebelum melakukan percobaan praktikan perlu membaca literature yang berkaitan dengan materi percobaan agar dalam melakukan percobaan dapat berjalan dengan lancar.


 

DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2014. Cepat Rambat Bunyi (Online). (diakses melalui: http://www.informasi-pendidikan.com/2014/12/cepat-rambat-bunyi.html, diakses 19 Maret 2015).
Anonim. 2015. Pipa Organa (Online). (diakses melalui: http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=88&Itemid=139, pada 19 Maret 2015).
Afriza,Zafira. 2012. Perambatan gelombang Bunyi. (online). (diakses melalui: http://zafiraafriza.blogspot.com/2012/10/perambatan-gelombang-bunyi.html, pada 21 Maret 2015).
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hadiwiryono, Nuraiman.2012.Bunyi. (Online). (diakses melalui: http://nuriman76.blogspot.com/?view=flipcard, pada 23 Maret 2015).
TIM Dosen Pengampu Mata Kuliah Gelombang Optik. 2015. Modul Praktikum Gelombang Dan Optik. Surabaya : UNESA University Press.



 
TARAF KETELITIAN


No
Jenis Pipa
(V±1,0) m/s
d
d2
1
Pipa tertutup (kecil)
350,3
11,8
139,24
351,8
13,3
176,89
352,6
14,1
198,81
2
Pipa tertutup (besar)
336,8
-1,7
2,89
336,7
-1,8
3,24
336,6
-1,9
3,61
3
Pipa Terbuka(kecil)
328,7
-9,8
96,04
329,0
-9,5
90,25
328,8
-9,7
94,09
4
Pipa Terbuka(besar)
339,0
0,5
0,25
336,6
-1,9
3,61
335,0
-3,5
12,25
Ʃ
4061,9

821,17









LAMPIRAN FOTO


Percobaan pada pipa terbuka dengan diameter 2,8 cm
Percobaan pada pipa tertutup dengan diameter 4,3 cm
Percobaan pada pipa tertutup dengan diameter 2,7 cm
Percobaan pada pipa terbuka dengan diameter 4,5 cm




LAMPIRAN HITUNG


§  Panjang Gelombang
1.      Pipa Tertutup Kecil
2.      Pipa Tertutup Besar
3.      Pipa Terbuka kecil


4.      Pipa Terbuka Besar

§  Cepat Rambat Bunyi
1.      Pipa Tertutup Kecil
A.   
B.    
C.    
2.      Pipa Tertutup Besar
A. 
B. 
C. 

3.      Pipa Terbuka kecil
A. 
B. 
C. 
4.      Pipa Terbuka Besar
A. 
B. 
C. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar